Kamis, 18 Desember 2014

Berbisik Kepada Tuhan

     Pada suatu sore Adul nongkrong di tepi sungai hendak mandi. Telinganya sesekali dipasang seperti ada suara sayap yang ingin di tangkapnya dari angkasa.
     “Apa yang kau pikirkan, Dul?”
     “Aku menunggu suara desah daun bambu.”
     “Daun saja kau dengarkan, mendingan kalau musik atau sebuah lagu.”
     “Aku mendengar yang lebih syahdu dari sebuah musik atau lagu. Suara lirih yang sungguh mempesona. Aku sering disini, tapi suara daun bambu yang seperti ini jarang sekali kudengar.”
     “Ada apa pada suara daun bambu itu?”
     “Daun bambu itu berbisik kepada Tuhan.”
Orang yang menjumpai Adul itu merasa penasaran dengan tingkah laku Adul itu. Ia lsegera menanyakan perilaku lelaki aneh itu pada seorang Kiai.
     “Menurut saya, Adul itu telah menjadi satu dengan alam, maksudku suara dzikirnya telah menemukan harmoni dengan nyanyian alam yang selalu sujud kepada Ilahi.”
     “Tapi mengapa setiap orang tidak seperti dia?”
     “Itu sebuah pertanyaan bagus. Karena kita tidak punya kepekaan rohani seperti dia. Kita sulit mengerti bahwa suara daun, kicauan burung, gemercik air dan desah ilalang itu adalah bacaan tasbih, bacaan dzikir. Dan Allah sangat senang mendengarnya.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar