Klasifikasi Bunga Krisan
Bunga Krisan yang dikenal dengan nama crhysantemum, yaitu dalam bahasa Yunani mempunyai arti kuning megah. Tanaman Krisan memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Crhysantemum
Tanaman Krisan
Bentuk daun krisan, khususnya pada bagian tepinya tampak bercelah dan bergerigi. Daun tersebut tersusun secara berselang-seling pada cabangatau batangnya. Batang Tanaman Krisan tumbuh tegak, berstruktur lunak, dan berwarna hijau. Namun demikian, jika dibiarkan tumbuh terus maka batang pun akan menjadi keras berkayu dan warnanya menjadi hijau kecokelat-cokelatan.
Akar dari Tanaman Krisan juga dapat menyebar ke semua arah dengan ke dalaman 30 cmhingga 40 cm. Akarnya mudah mengalami kerusakan akibat pengaruh lingkungan yang kurang baik. Misalnya, keadaan pengairan yang jelek, kandungan unsur aluminium dan mangan dalam tanah yang tinggi dan tanah yang terlalu masam atau pH rendah.
Bunga Krisan memiliki banyak variasi kelopak, yaitu tunggal dan pertumpuk dengan ukuran kecil hingga ukuran sangat besar. Bunga Krisan tumbuh tegak pada ujung tanaman dan tersusun dalam tangkai (tandan) berukuran pendek sampai panjang. Bunga Krisan memiliki berbagai bentuk yang menarik.
Budidaya Tanaman Krisan
Tanaman krisan membutuhkan air yang memadai, tetapi tidak tahan terhadap terpaan air hujan. Oleh karena itu untuk daerah yang curah hujannya tinggi, penanaman dilakukan di dalam bangunan rumah plastik. Untuk pembungaan membutuhkan cahaya yang lebih lama yaitu dengan bantuan cahaya dari lampu TL dan lampu pijar. Penambahan penyinaran yang paling baik adalah tengah malam antara jam 22.30– 01.00 dengan lampu 150 watt untuk areal 9 m2 dan lampu dipasang setinggi 1,5 m dari permukaan tanah. Periode pemasangan lampu dilakukan sampai fase vegetatif (2-8 minggu) untuk mendorong pembentukan bunga.
Suhu udara terbaik untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah antara 20-26 derajat C. Toleran suhu udara untuk tetap tumbuh adalah 17-30 derajat C. Tanaman krisan membutuhkan kelembaban yang tinggi untuk awal pembentukan akar bibit, setek diperlukan 90-95%. Tanaman muda sampai dewasa antara 70-80%, diimbangi dengan sirkulasi udara yang memadai.
Kadar CO2 di alam sekitar 3000 ppm. Kadar CO2 yang ideal untuk memacu fotosistesa antara 600-900 ppm. Pada pembudidayaan tanaman krisan dalam bangunan tertutup, seperti rumah plastik, greenhouse, dapat ditambahkan CO2, hingga mencapai kadar yang dianjurkan.
Tanah yang ideal untuk tanaman krisan adalah bertekstur liat berpasir, subur, gembur dan drainasenya baik, tidak mengandung hama dan penyakit. Derajat keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman sekitar 5,5 - 6,7. Dan untuk ketinggian tempat yang ideal untuk budidaya tanaman ini antara 700 – 1200 m di atas permukaan laut.
Salah satu budidaya tanaman krisan terdapat di Kabupaten Jember. Kebun budidaya krisan tersebut milik Politeknik Negeri Jember yang terletak di wisata Rembangan, Kemuning Lor, Arjasa, Jember.
Pemberian kertas pada bunga krisan tersebut untuk menopang bunga mekar sempurna saat dipanen, dengan harga jual Rp. 15.000,00 per ikat, dimana setiap ikatnya terdapat 10 tangkai.
Permintaan bunga krisan di Kabupaten Jember meningkat saat banyaknya resepsi pernikahan. Pada hari normal jumlah bunga krisan yang terjual berkisar antara 20-30 ikat per hari. Namun penjualan bisa meningkat menjadi 100 ikat per hari ketika banyaknya resepsi pernikahan. Pihak pengelola kebun juga memperbolehkan pembeli untuk memetik langsung bunga krisan yang sudah mekar sempurna. Sehingga mereka bisa memilih bunga krisan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Bunga krisan yang dibudidayakan di kebun milik Politeknik Negeri Jember tersebut bervariasi warnanya, antara lain kuning, merah, merah jambu, ungu, jingga dan putih. Berikut koleksi foto saya ketika saya berkunjung ke kebun krisan di Rembangan, Jember.
Krisan berwana kuning
Krisan berwarna ungu
Krisan warna putih
Krisan warna pink
Krisan warna merah
Krisan warna oranye